Perbedaan Austempering dan Inertempering


Austempering adalah proses laku panas yang dikembangkan langsung dari diagram transformasi isothermal (I-T diagram) untuk memperoleh struktur yang sepenuhnya bainit. Temperatur austinising untuk proses ini sama dengan temperatur austenitising pada proses anneling/hardening, hanya saja disini pendinginannya dilakukan dengan quenching sampai ke temperatur diatas Ms dan dibiarkan disana sampai transformasi menjadi bainit selesai. Sebagai media pendingin biasanya digunakan garam cair (Salt bath, dengan temperatur 200-425 oC). Dengan demikian struktur akhir terdiri seluruhnya bainit, sama sekali tidak terjadi martensit. Hasil austempering mempunyai kekuatan atau kekerasan tinggi (Rc 45-55 ) dengan keuletan atau ketangguhan yang tinggi.

Gambar 3.21 memperlihatkan proses austempering yang digambarkan secara skematis, juga memperlihatkan bedanya dengan proses quench and temper yang biasa. Juga dapat dilihat bahwa austempering tidak lagi memerlukan tempering sesudah quenching. Struktur akhir dari proses austempering adalah bainit, sedangkan dari proses quench and temper diperoleh martensit temper. 


Gambar 3.21. (a) Diagram transformasi dengan skema pendinginan austempering, dan (b) Skema pendinginan quench and temper (Thelning, 1984).

Suatu kesulitan dalam melakukan austempering ditimbulkan karena pengaruh ukuran atau berat benda kerja. Hanya benda kerja yang dapat didinginkan cepat pada daerah temperatur 650-475 oC (daerah hidung diagram transformasi), yang dapat menghindari terjadinya ferrit/perlit, yang cocok untuk diaustempering. Karena itu baja harus mempunyai hardenability yang memadai dan tebal benda kerja biasanya tidak lebih dari setengah inci. 

Pada austempering bahaya terjadinya distorsi/retak hampir tidak ada, tidak seperti pada proses quench and temper pada saat quenching mungkin akan terjadi distorsi/retak yang timbul karena tegangan yang terjadi sebagai akibat selisih tempertaur antara permukaan dengan bagian dalam.


Gambar 3.22. Diagram transformasi dengan skema pendinginan martempering (Thelning, 1984).

Suatu cara lain untuk mencegah terjadinya distorsi/retak pada saat melakukan pengerasan baja yaitu dengan mertempering atau disebut juga marquenching. Caranya hampir sama saja dengan austempering, setelah austenitising lalu didinginkan cepat (diquench) dengan garam cair sampai ke temperatur sedikit diatas Ms, ditahan sesaat supaya temperatur dibagian dalam sama dengan dipermukaan, tetapi sebelum mulai terjadi transformasi menjadi bainit segera dilakukan pendinginan lagi, yaitu dengan mengeluarkan benda kerja dari garam cair dan didinginkan di udara. Proses ini digambarkan secara skematis pada Gambar 3.22. karena pendinginan udara ini dari temperatur sedikit diatas Ms dan gradien temperatur hanya sedikit. Maka pembentukkan martensit berlangsung pada seluruh benda kerja pada saat hampir bersamaan, sehingga tegangan yang timbul sangat kecil,  dengan demikian kemungkinan terjadinya retak/distorsi juga akan sangat kecil. Setelah transformasi menjadi martensit selesai perlu dilakukan tempering untuk mengembalikan sebagian keuletan/ketangguhannya pada saat kekerasan dan kekuatan yang diinginkan. Struktur mikro akhir dari martempering ini adalah tempered martensite. 

KESIMPULAN

  1. Perbedaan antara proses austempering dengan inertempering yaitu pada proses inertempering terjadi pemanasan kembali, sedangkan pada proses austempering tidak terjadi pemanasan kembali. 
  2. Hasil akhir dari proses austempering adalah bainit, sedangkan pada proses inertempering adalah martensit tempered.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post

Recent Posts Widget

Subscribe Us

Recent Posts

Flag Counter

Flag Counter

Mengenai Saya

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia