Jurusan Fisika Sesulit Itu ?, Renungkan Kembali

Hallo sobat edukasi, balik lagi bersama kelas edukasi. Nah, pada postingan kali ini, kita akan mendengarkan curahan hati seorang mahasiswa fisika (cieeee....curhat ni ye), tanpa basa-basi langsung saja kita dengarkan curhatannya.....[Disimak ya]

Hai sebelumnya sobat edukasi, perkenalkan nama saya Putra biasa dipanggil Putra (Ya cukup tahu aja), pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menceritakan pengalaman saya menjalani dunia perkuliahan bersama pasangan romantis saya yaitu Fisika (jomblo ya gan).


Nah, cerita ini berawal dari tahun 2015, dimana pada saat itu, pelajar kelas 3 SMA harus memilih kearah mana mereka akan melangkah (bisa maju, bisa mundur, kekiri atau kekanan)....eitt, tapi bukan itu yang dimaksud, maksudnya memilih dunia perkuliahan, kerja atau tingkatan yang lebih tinggi yaitu menikah (buru-buru amat gan). Hal tersebut terjadi juga pada diri saya, saya harus menentukan kearah mana masa depan akan saya bawa, akhirnya saya memutuskan untuk memilih tingkatan yang lebih tinggi, tapi bukan menikah melainkan kuliah (menurut ane kuliah itu tingkatan tertinggi gan).


Setelah menentukan tujuan kedepannya, saya dibingungkan kembali dengan rumah dan pintu mana yang akan saya masukin (yang penting jangan rumah tetangga gan), maksud rumah dan pintu disini yaitu universitas dan jurusannya. Saya pun mencari informasi seputar universitas dan jurusannya menggunakan hp jadul saya (n**ia x2, handphone yang canggih pada zamannya). Kemudian informasi yang saya peroleh tersebut saya coba hubungan dengan kemampuan dan skill yang saya miliki, sehingga diperolehlah 3 Jurusan yang akan saya pilih:
1. Geofisika
2. Fisika
3. Matematika

Terlihat susah kan jurusannya (hahaha, sedikit sombong ya gan). Setelah jurusan sudah saya tentukan, kemudian saya mendaftar melalui laman SBMPTN. Beberapa hari kemudian, pengumuman telah tiba dan saya dinobatkan sebagai maha....siswa Fisika (Auto lemes gan, mikir keatas, mikir kebawah). Sebenarnya (jujur dari hati yang paling terdalam sedalam palung Mariana ) saya agak susah menerima kenyataan ini. Namun, bagaimana lagi, saya harus bisa menerima resiko atas pilihan saya. Dan dengan keteguhan hati, saya akhirnya mengambil jurusan ini.


Yah, selamat datang difisika....(harus terima dengan lapang dada ya). Setelah menjalani beberapa kegiatan yang diwajibkan untuk mahasiswa baru, akhirnya saya masuk di dunia perkuliahan yang sebenarnya. Semester pertama dan kedua saya mengambil sks berbentuk paket (agak susah ya dijelasin intinya mata kuliah yang diambil masih bersifat paket, ya gitulah). SKS yang diambil 19 sks, mata kuliahnya pun masih bersifat umum (hampir sama kayak SMA cuma agak diperluas pemahamannya). Namun, disemester inilah awal mulanya muka saya buluk (kayaknya udah buluk), tidur siang saya dirampas, hingga kadang-kadang tidur malampun dirampas juga....hanya karena demi Laporanku tercinta (tulis tangan berlembar-lembar gan, pernah sampek 70 lembar...tapi gak boleh ngeluh ya gan) ditambah lagi kegiatan-kegiatan untuk mahasiswa baru lainnya. Tapi, dua semester ini saya lewatkan dengan nilai yang cukup memuaskan...hehehehe.

Tiba-tiba datanglah semester 3 dan  hal yang lebih menakutkan terjadilah sekarang (tahu gk, semester ini mata kuliahnya fisika semua gan). Dari segi materinya yang cakupannya luar biasa susahnya, ditambah lagi referensi seperti buku penunjang yang susah dimengerti (Mata kuliah fisika, penyelasaiannya banyak menggunakan matematika, bahasanya, bahasa inggris....seketika ingin manggil emak dikampung).

Disemester ini juga, laporannya masih berlaku dan lebih dari semester sebelumnya, karena bukan tulis tangan lagi, melainnya menggunakan mesin tik (kebayang kan ya gimana susahnya...kayak kembali ke zaman penjajahan).


Dan tiap pagi, siang dan malam saya ditemani oleh suara nyaring dari mesin tik ini ditambah lagi putaran pita yang harus diatur kalo udah keluar dari jalurnya, dan berawal dari sinilah tangan saya kapalan (lengkap banget dah udah muka buluk, tangan kapalan, jarang mandi ditambah pakek baju seadanya...hmmm). Tapi saya tidak menyerah begitu saja, karena kalau saya menyerah, maka itu artinya saya menghancurkan harapan kedua orang tua saya...hehehe. Sekedar info: jadi dari semester 1, 2 dan 3 banyak pahlawan fisika yang berguguran (maksudnya keluar atau pindah) dengan alasan yang beragam. Dan, akhirnya dua semester ini saya lewatkan dengan nilai yang memuaskan.

Berlanjut kesemester 5 dan 6, dimana disemester ini kita sudah diharuskan memilih konsentrasi atau peminatan kita. Pada semester ini, laporannya agak lumayan ringan, namun kegiatan-kegiatan seperti PKL atau KKN banyak menyita waktu dan pastinya biaya. Kemudian disemester 7 dan 8, kita dihadapkan pada Penelitian atau Skripsi sebagai syarat tugas akhir bagi mahasiswa yang ingin Sarjana.

Dari pengalaman yang saya ceritakan mengenai Jurusan Fisika Sesulit Itu ?, Renungkan Kembali, ada beberapa hal/pelajaran yang bisa kita petik:

  1. Jika kita ingin meraih sesuatu yang kita inginkan, maka kita harus terima resiko dan konsekuensinya.
  2. Tidak ada cara instan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, semuanya butuh yang namanya proses.
  3. Proses tersebut menentukan tujuan kita kedepannya, jadi lakukan proses tersebut dengan baik, agar hasil yang diperoleh juga memuaskan.
  4. Tidak ada jurusan kuliah yang mudah, semua jurusan kuliah itu bisa dikatakan sulit tergantung cara kita memanajemennya.
  5. Kalian ditempatkan di jurusan tersebut karena kalian mempunyai skill/kemampuan yang lebih mengenai jurusan tersebut dibandingkan yang lainnya.
  6. Selalu bersyukur dan jangan mudah menyerah (Ingat perjuangan orang tua kalian demi melihat anaknya memakai toga).
Itulah postingan pengalaman si putra mengenai jurusan fisika. Sekian dan terima kasih, Sampai jumpa pada postingan berikutnya.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post

Recent Posts Widget

Subscribe Us

Recent Posts

Flag Counter

Flag Counter

Mengenai Saya

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia