Pada tahun 1911 fisikawan Belanda, Heike Kamerling
Onnes menemukan dalam risetnya, bahwa resistivitas DC dari merkuri tiba-tiba
menurun drastis menuju nol dalam kondisi sampel di bawah 4,2 K yang merupakan
titik leleh dari helium cair. Fenomena ini kemudian dinamakannya sebagai
superkonduktivitas (Cyrot dan Pavuna, 1992). Superkonduktivitas adalah sifat
dari suatu material yang memiliki resistivitas listrik yang menurun secara
tiba-tiba hingga hampir mendekati nol ketika material tersebut diturunkan temperaturnya
hingga di bawah temperatur kritis. Material yang memiliki sifat tersebut dinamakan
superkonduktor (Smith, 1996).
Pada tahun 1933 Meissner dan Ochsenfeld menemukan
sifat superkonduktor yang lain yakni diamagnetik sempurna, dimana bahan
superkonduktor akan menolak medan magnet. Kemudian tahun 1987 grup peneliti
dari Alabama dan Houston menemukan bahan superkonduktor berbasis keramik YB2Cu3O7-x dengan Tc = 92 K, lebih tinggi dari titik leleh nitrogen cair 77 K. Kemudian di
awal tahun 1988, Bi- dan Ti- kuprat oksida ditemukan dengan Tc = 110 K dan 125
K. Bahan-bahan superkonduktor ini disebut sebagai superkonduktor suhu tinggi
(SKST) (Cyrot dan Pavuna, 1992).
Apa itu Superkonduktor? Simak Penjelasannya dibawah ini
Apa itu Superkonduktor? Simak Penjelasannya dibawah ini
Suatu material dikatakan bersifat
superkonduktor jika menunjukkan dua sifat khusus yaitu konduktivitas sempurna tanpa
adanya hambatan pada
temperatur T ≤ Tc dan diamagnetik sempurna pada
temperatur T ≤ Tc
yang lebih dikenal dengan gejala efek Meissner (Tinkham, 1996).
1. Tanpa resistivitas ρ = 0 pada seluruh T ≤ Tc
Salah
satu keunikan dari bahan superkonduktor adalah pada suhu tertentu
resistivitasnya nol (Pikatan, 1989). Material yang didinginkan di dalam nitrogen cair atau
helium cair, resistivitas material ini akan turun seiring dengan penurunan
suhu. Pada suhu tertentu, resistivitas material akan turun secara drastis
menjadi nol. Suhu dimana resistivitas material turun drastis menjadi nol
disebut suhu kritis, yaitu terjadinya transisi dari keadaan normal ke keadaan
superkonduktor (Reitz et al., 1993). Hubungan
antara suhu dengan resistivitas terlihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Hubungan antara suhu terhadap
resistivitas.
Berdasarkan
Gambar 1, saat suhu T > Tc bahan dikatakan berada dalam keadaan normal, yang
artinya bahan tersebut memiliki resistivitas listrik. Keadaan normal ini dapat
berupa konduktor, penghantar yang jelek dan bahkan menjadi isolator. Untuk suhu
T ≤ Tc bahan berada dalam keadaan superkonduktor, yang
artinya bahan akan menolak medan magnet yang datang, disebabkan karena medan
magnet luar yang diberikan selalu sama besar dengan magnetisasi bahan. Hal ini
ditandai dengan resistivitasnya turun drastis menjadi nol (Pikatan, 1989).
2. Tanpa induksi magnetik di dalam
superkonduktor
Suatu bahan disebut sebagai superkonduktor jika
menunjukkan sifat diamagnetik, yaitu medan magnet didalam bahan sama dengan nol
jika bahan didinginkan hingga di bawah Tc dan magnet yang diberikan tidak
terlalu tinggi (Sukirman et al., 2003). Hal ini terjadi karena fluks magnetik ditolak oleh bahan superkonduktor, sehingga
induksi magnetik menjadi nol di dalam superkonduktor. Suhu kritis juga dapat
turun dengan hadirnya medan magnet yang cukup kuat. Kuat medan magnet yang
menentukan harga Tc disebut medan magnet kritis (Hc) (Pikatan, 1989).
Pada bahan superkonduktor umumnya London
Penetration Depth (l) sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet bernilai nol.
Peristiwa ini dinamakan efek Meissner dan merupakan karakteristik dari
superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan
medan magnet dari dalam bahan superkonduktor. Efek Meissner ini sangat kuat
sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan
magnet dari luar juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya
terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan
sifat superkonduktivitasnya (Cyrot dan Pavuna, 1992). Efek Meissner ditunjukkan
oleh Gambar 2.
Gambar 2. Efek
Meissner pada superkonduktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar