Difraksi Sinar-X atau X-Ray Diffraction (XRD)
X-Ray Diffraction adalah metode
karakterisasi yang digunakan untuk mengetahui senyawa kristal yang terbentuk.
Apabila dalam analisis ini pola difraksi unsur diketahui, maka unsur tersebut
dapat diketahui. Penyebab utama yang menghasilkan bentuk pola-pola difraksi
serbuk tersebut, yaitu ukuran dan bentuk dari setiap selnya serta nomor atom dan
posisi atom-atom didalam sel. Difraksi sinar-X dalam menganalisis padatan
kristalin memegang peranan penting untuk meneliti parameter kisi dan tipe
struktur. Selain itu, dimanfaatkan juga untuk mempelajari cacat pada kristal
individu dengan mendeteksi perbedaan intensitas difraksi di daerah kristal
dekat dislokasi dan daerah kristal yang mendekati kesempurnaan (Smallman dan
Bishop, 1999).
Metode XRD
berdasarkan sifat difraksi sinar-X, yaitu sinar-X terjadi jika suatu bahan
ditembakan dengan elektron yang memiliki kecepatan dan tegangan tinggi dalam tabung
vakum. Elektron-elektron dipercepat yang berasal dari filament (katoda) menumbuk target (anoda) yang berada dalam tabung
sinar-X sehingga elektron-elektron tersebut mengalami perlambatan (Cullity,
1978). Skema tabung sinar-X ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema
tabung sinar-X.
Radiasi yang dipancarkan oleh sinar-X terbagi menjadi dua
komponen, yaitu spektrum kontinu dan spektrum garis. Spektrum kontinu mempunyai
rentang panjang gelombang yang lebar, sedangkan spektrum garis merupakan
karakteristik dari logam yang ditembak. Spektrum sinar-X kontinu dihasilkan
dari peristiwa bremsstrahlung. Pada
saat elektron menumbuk logam, elektron dari katoda (elektron datang) menembus
kulit atom dan mendekati kulit inti atom. Pada saat mendekati inti atom, elektron
ditarik mendekati inti atom yang bermuatan positif, sehingga lintasan elektron
berbelok dan kecepatan elektron berkurang atau diperlambat. Karena perlambatan
ini, maka energi elektron berkurang. Energi yang hilang ini dipancarkan dalam
bentuk sinar-X. Proses inilah yang dikenal dengan proses bremsstrahlung.
Spektrum karakteristik terjadi apabila elektron terakselerasi mempunyai
cukup energi untuk mengeluarkan satu elektron dalam kulitnya. Misalnya level 1s
kosong, kemudian akan diisi dengan elektron lain yang berasal dari level energi
yang lebih tinggi. Pada waktu transisi, terjadi emisi radiasi sinar-X. Apabila
elektron mengalami transisi dari kulit yang berdekatan misalnya dari kulit L ke
kulit K maka radiasi emisi ini disebut radiasi Ka sedangkan elektron
mengalami transisi dari kulit M ke kulit K maka radiasi emisinya disebut Kb.
Gambar spektrum karakteristik ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Sinar-X karakteristik.
Rancangan spektrometer sinar-X didasarkan atas analisis Bragg. Seberkas
sinar-X terarah jatuh pada kristal dengan sudut q dan sebuah detektor
diletakkan untuk mencatat sinar yang sudut hamburannya sebesar q.
Ketika q
diubah, detektor akan mencatat puncak intensitas yang bersesuaian dengan orde n
yang divisualisasikan dalam difraktogram. Jika sinar-X mengenai suatu bahan,
maka intensitas sinar yang ditransmisikan akan lebih rendah dibandingkan dengan
intensitas sinar yang datang, karena terjadi penyerapan oleh bahan dan
penghamburan atom-atom dalam bahan tersebut. Berkas difraksi diperoleh dari
berkas sinar-X yang saling menguatkan karena mempunyai fase yang sama. Untuk
berkas sinar-X yang mempunyai fase berlawanan maka akan saling menghilangkan.
Syarat yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang dihamburkan merupakan
berkas difraksi maka dapat dilakukan perhitungan secara matematis sesuai dengan
hukum Bragg (Smallman dan Bishop, 1999). Gambar skema dasar XRD ditunjukkan
oleh Gambar 3.
Gambar 3. Skema
dasar XRD.
Menurut Bragg, berkas yang terdifraksi oleh kristal terjadi jika
pemantulan oleh bidang sejajar atom
menghasilkan interferensi konstruktif. Pemantulan sinar-X oleh sekelompok
bidang paralel dalam kristal pada hakekatnya merupakan gambaran dari difraksi
atom-atom kristal. Difraksi atom-atom kristal sebagai pantulan sinar-X oleh
sekelompok bidang-bidang paralel dalam kristal seperti terlihat pada Gambar 4.
Arah difraksi sangat ditentukan oleh geometri kisi, yang bergantung pada
orientasi dan jarak antar bidang kristal.
Gambar 4. Difraksi Bragg.
Gambar 4 menunjukkan seberkas sinar mengenai atom M
pada bidang pertama dan N pada bidang berikutnya. Jarak antara bidang M dengan bidang N adalah d, sedangkan q adalah
sudut difraksi. Berkas-berkas tersebut mempunyai panjang gelombang l, dan jatuh pada bidang kristal dengan jarak d dan
sudut q. Agar mengalami
interferensi konstruktif, kedua berkas tersebut harus memiliki beda jarak nl. Sedangkan beda
jarak lintasan kedua berkas adalah 2d sin q. Interferensi konstruktif terjadi jika beda jalan
sinar adalah kelipatan bulat panjang gelombang l, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: Pernyataan ini adalah hukum Bragg. Pemantulan Bragg dapat terjadi jika λ≤ 2d, karena itu tidak dapat menggunakan cahaya kasat mata, dengan n adalah bilangan bulat = 1,2,3, ... (Beiser, 2003).
nl = ON + NP
dengan sin q = ON/MN= NP/MN
MN = d
ON = NP = d sin q
sehingga,
nl = d sin q + d sin q
nl = 2d sin q
Pernyataan ini adalah hukum Bragg. Pemantulan Bragg dapat terjadi jika λ≤ 2d, karena itu tidak dapat menggunakan cahaya kasat mata, dengan n adalah bilangan bulat = 1,2,3, ... (Beiser, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar